Biaya Standar
Berikut
ini beberapa pengertian biaya standar menurut beberapa sumber:
- Biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisien dan faktor-faktor lain tertentu (Mulyadi, 1995 : 415).
- Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan terlebih dahulu (diperkirakan akan taerjadi) dan apabila penyimpangan terhadapnya, maka biaya standar ini dianggap benar (Abdul Halim, 1998 : 9)
Dari
definisi di atas dapat disimpulkan bahwa biaya standar adalah biaya
yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk dengan
mempertimbangkan kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor-faktor lain tertentu.
Jenis-jenis
Biaya Standar
Biaya standar
dapat digolongkan berdasarkan tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai
berikut
1. Standar teoritis
Merupakan
standar yang ideal yang dalam pelaksanaanya sulit untuk dapat dicapai. Asumsi
yang mendasari standar teoritis ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang
paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksanaan. Kebaikan standar ini
dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama.
2. Rata-rata biaya waktu yang lalu
Rata-rata
biaya yang berlaku memandang biaya-biaya yang tidak efisien, yang seharusnya
tidak boleh dimasukkan sebagai unsur biaya standar. Tetapi jenis ini berguna
pada saat permulaan perusahaan menerapkan sistem biaya standar.
3. Standar lama
Didasarkan
atas taksiran biaya di masa yang akan datang di bawah asumsi keadaan ekonomi
dan kegiatan yang norma, standar ini berguna agi manajemen dalam perencanaan
jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan yang bersifat jangka panjang
4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high
Performance)
Didasarkan
pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan
ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.
Manfaat
Biaya Standar
Sistem
biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen beberapa biaya yang
seharusnya untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu sehingga memungkinkan
mereka lakukan pengurungan biaya dengan cara perbaikan metode produksi,
pemilihan tenaga kerja dan kegiatan lain (Mulyadi, 1991 : 416).
Pemakaian sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk (Abdul Halim, 1995:270) :
Pemakaian sistem harga pokok standar memberikan manfaat kepada perusahaan untuk (Abdul Halim, 1995:270) :
- Perencanaan dan penyusunan anggaran
- Pengambilan keputusan tentang harga jual produk,
strategi pengembangan produk dan lain sebagainya.
- Pengendalian biaya
- Menilai hasil pelaksanaan
- Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan
biaya
- Menerapkan Manajemen By Objective (MBO)
- Membedakan biaya yang telah dikeluarkan ke produksi
selesai, persediaan produk dalam proses dan lain sebagainya
- Menekan biaya administrasi
- Menyajikan laporan biaya dengan cepat
Penentuan
Biaya Standar
Penentuan
biaya standar dapat dibagi ke dalam tiga bagian : biaya bahan baku stanar,
biaya tenaga kerja standar dan biaya overhead pabrik standar (Mulyadi, 1991 :
419).
A.
Biaya
bahan baku standar
Biaya Bahan Baku Standar, terdiri atas :
1. Masukan
fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik tertentu, atau
lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
Harga satuan masukan
fisik tersebut, atau disebut pula harga standar
1.
Standar harga (tarif) bahan langsung ditentukan oleh
- Harga unit bahan langsung yang harus dibeli
- Perubahan harga yang terjadi selama tahun yang
bersangkutan
- Suatu standar yang terpisah harus ditetapkan untuk
setiap bahan
- Akuntansi biaya atau departemen pembelian
2. Kuantitas
standar bahan baku dapat ditentukan dengan :
- Penyelidikan teknis
- Analisis catatan masa lalu
1.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan
baku untuk produk atau pekerjaanyang sama dalam periode tertentu dimasa lalu.
2.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan
baku dalam pelaksanaan pekerjaanyang paling baik dan yang paling buruk dimasa
lalu.
3.
Menghitung rata-rata pemakaian bahan
baku dalam pelaksanaan pekerjaanyang paling baik
B. Biaya tenaga kerja langsung standar
1. Jam
tenaga kerja standar dapat ditentukan dengan cara :
- Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam
suatu pekerjaan dari kartu harga pokok (cost sheet) periode yang
lalu.
- Membuat test- run operasi produksi di bawah keadaan
normal yang diharapkan.
- Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai
kerja karyawan keadaan nyata yang diharapkan.
- Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada
pengalaman dan pengetahuan operasi produksi dan produk
2. Tarif upah standar ditentukan oleh :
- Perjanjian dengan organisasi karyawan.
- Data upah masa lalu yang dapat digunakan sebagai tarif
upah standar.
- Perhitungan tarif upah dalam keadaan operasi
normal
C. Biaya overhead pabrik standar
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
dengan memperhatikan tingkat kegiatan (kepasitas) yang meliputi.
- Kapasitas teoritis adalah kapasitas pabrik atau suatu
departemen untuk menghasilkan produk pada kecepatan penuh tanpa berhenti
selama jangka waktu tertentu.
- Kapasitas notmal adalah kemampuan persuahaan untuk
memproduksi dan menjual produknya dalam jangka panjang.
- Kapasitas yang sesungguhnya adalah kapasitas yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam tahun yang akan datang.
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead
pabrik kepada produk, diantaranya adalah :
- Satuan produk.
- Biaya bahan baku.
- Biaya tenaga kerja langsung.
- Jam tenaga kerja langsung.
- Jam mesin
4. Menghitung tarif biaya overhead pabrik
Analisis Penyimpangan
Biaya Sesungguhnya Dari Biaya Standar
Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar
disebut dengan selisih (variance). Selisih biaya sesungguhnya dengan
biaya standar dianalisis, dan dari analisi ini diselidiki penyebab terjadinya
selisih yang merugikan.
Analisis Selisih Biaya Produksi Langsung
Ada 3 model analisis selisih biaya produksi
langsung :
1. Model Satu Selisih (The One-Way Model)
Dalam model ini, selisih antara biaya sesungguhnya
dengan biaya standar tidak dipecah kedalam selisih harga dan selisih kuantitas,
tetapi hanya ada satu macam selisih yang merupakan gabungan antara selisih
harga dengan selisih kuantitas.
Hasil perhitungan selisih diberi tanda L (selisih
Laba) dan R (selisih Rugi). Analisis selisih dalam model ini dapat
digambarkan dengan rumus berikut ini :
St = (
HSt x KSt ) – ( HS x KS )
|
Diketahui :
St = Total Selisih
Hst = Harga Standar
Kst = Kuantitas Standar
HS = Harga Sesungguhnya
KS = Kuantitas Sesungguhnya
2. Model Dua Selisih (The Two-Way Model)
Selisih antara biaya sesungguhnya dengan biaya
standar dipecah menjadi 2 macam selisih, yaitu selisih harga dan selisih
kuantitas atau efisiensi.
Rumus perhitungan selisih dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Perhitungan Selisih
Harga
SK = (
KSt – KS ) x HSt
|
Perhitungan Selisih
Kuantitas
SH = (
HSt – HS ) x KS
|
Diketahui :
SH = Selisih
Harga SK = Selisih
Kuantitas
Hst = Harga
Standar Kst = Kuantitas
Standar
HS = Harga
Sesungguhnya KS = Kuantitas
Sesungguhnya
3. Model Tiga Selisih (The Two-Way Model)
Selisih antara biaya standar dengan biaya
sesungguhnya dipecah menjadi 3 macam selisih berikut ini : Selisih Harga,
Selisih Kuantitas, Selisih Harga / Kuantitas.
Hubungan harga dan kuantitas sesungguhnya dapat
terjadi dengan kemungkinan berikut ini :
a) Harga dan Kuantitas Standar
masing-masing lebih tinggi atau lebih rendah dari harga dan kuantitas
sesungguhnya.
Rumus
perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan
Kuantitas Standar masing-masing ” Lebih Rendah ” dari
Harga Sesungguhnya dan Kuantitas Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan
berikut ini :
SH = (
HSt – HS ) x KSt
|
SK = (
KSt – KS ) x HSt
|
Perhitungan Selisih Harga Perhitungan Selisih Kuantitas
SHK = (
HSt – HS ) x ( KSt – KS )
|
Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih Harga/Kuantitas
Rumus
perhitungan selisih harga dan kuantitas dalam kondisi Harga Standar dan
Kuantitas Standar masing-masing ”
Lebih Tinggi ” dari Harga Sesungguhnya dan Kuantitas
Sesungguhnya, dinyatakan dalam persamaan berikut ini :
SH = (
HSt – HS ) x KS
|
SK = (
KSt – KS ) x HS
|
Perhitungan Selisih Harga Perhitungan Selisih
Kuantitas
SHK = (
HSt – HS ) x ( KSt – KS )
|
Perhitungan Selisih Gabungan yang merupakan Selisih
Harga
Kuantitas
b) Harga Standar “ Lebih Rendah “ dari Harga
Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih Tinggi
“ dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan yang merupakan selisih harga /
kuantitas tidak akan terjadi. Dengan demikian perhitungan selisih harga dan
kuantitas dalam kondisi seperti ini dengan model 3 selisih dilakukan dengan
rumus sebagai berikut :
SH = (
HSt – HS ) x KS
|
SK = (
KSt – KS ) x HSt
|
Perhitungan Selisih Harga Perhitungan Selisih
Kuantitas
Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol
c) Harga Standar “ Lebih Tinggi
“ dari Harga Sesungguhnya, namun sebaliknya Kuantitas Standar ” Lebih
Rendah “ dari Kuantitas Sesungguhnya.
Selisih gabungan tidak akan terjadi. Perhitungan
selisih dengan model 3 selisih dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
SH = (
HSt – HS ) x KSt
|
SK = (
KSt – KS ) x HS
|
Perhitungan Selisih Harga Perhitungan Selisih
Kuantitas Selisih Harga / Kuantitas sama dengan nol
CONTOH SOAL
PT. CAHAYA MENTARI pada tahun 1996 memproduksi
produk jadi sebanyak 120.000 unit. Bahan baku yang dibeli dari pemasok sebanyak
750.000 kg, sedangkan yang digunakan dalam proses produksi sebanyak 700.000 kg.
Dalam menghasilkan produk, ditetapkan standar
kuantitas bahan baku sebanyak 6 kg / unit dengan standar harga Rp. 2.150,- /
kg, lalu ditentukan pula standar efisiensi tenaga kerja langsung 3 jam / unit
dengan standar tarif upah Rp. 2.400,- / jam . Namun kenyataan yang terjadi,
harga bahan baku sesungguhnya hanya Rp. 2.100,- / kg dengan jumlah jam tenaga
kerja sesungguhnya selama 365.000 jam dengan tarif Rp. 2.500, / jam.
Diminta Carilah :
1. Selisih harga bahan baku.
2. Selisih kuantitas bahan baku.
3. Selisih efisiensi tenaga kerja
langsung.
4. Selisih Tarif tenaga kerja langsung
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah
yang harus dibayar serta pengalokasian selisih gaji dan upah dengan mengabaikan
pajak atas gaji dan upah
PENYELESAIAN :
1. Selisih Harga Bahan Baku :
Selisih
Harga = ( Harga Ssg – Harga Std
) x Kuantitas Ssg
= (
Rp. 2.100 – Rp. 2.150 ) x 750.000
= Rp.
37.500.000,- ( Laba )
2. Selisih Kuantitas Bahan Baku :
Selisih
Kuantitas = [ Kuantitas Ssg – Kuantitas
Std yang ditetapkan ] x Harga Std
= [
700.000 – ( 6 x 120.000 )
] x Rp. 2.150
= Rp.
43.000.000 ( Laba )
3. Selisih Efisiensi Jam Tenaga Kerja
Langsung :
Selisih Jam
Kerja = [ Jam kerja Ssg – Jam kerja Std yang
ditetapkan ] x Tarif upah Std
= [
365.000 – ( 3 x 120.000 )
] x Rp. 2.400
= Rp.
12.000.000,- ( Rugi )
4. Selisih
Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung :
Selisih Tarif
Upah = [ Tarif upah Ssg – Tarif upah Std
] x Jam kerja Ssg
= [
Rp. 2.500 – Rp. 2.400 ] x 365.000
= Rp.
36.500.000,- ( Rugi )
5. Jurnal untuk mencatat gaji dan upah
yang harus dibayar :
Gaji
dan upah ( 2.500 x
365.000) Rp. 912.500.000,- —
Berbagai
perkiraan
hutang — Rp. 912.500.000,-
Jurnal untuk mengalokasikan gaji dan upah serta
selisih-selisihnya :
Barang dalam proses ( 360.000 x 2.400 ) Rp. 864.000.000,- —
Selisih efisiensi TK langsung Rp. 12.000.000,- —
Selisih tarif TL langsung Rp. 36.500.000,- —
Gaji dan upah — Rp. 912.500.000,-